Jalur Laut Tenang

on Sabtu, 24 September 2011

Kau adalah temanku. Kau adalah sahabatku. Kau juga adalah kekasihku. Tapi itu sudah lampau, bukan sekarang. Tersungkur oleh musuh umat Muhammad, itulah yang kau alami. Bergelut dengan perbuatan nista. Apa kau bangga dengan semua ini ? Apa itu adalah tujuanmu dilahirkan ? Hanya kau yang tahu itu, bukan aku.

Kau di berikan kehidupan, tapi inikah caramu membalas pemberian itu ? Ketahuilah, sobat. Sekarang kita hanya berada di tempat persinggahan, tempat kita menunggu. Dan pada akhirnya, beberapa tahun, bulan, hari, atau mungkin berhitung jam, menit, dan detik. Aku, kamu dan jenismu yang lain, akan meninggalkan ruang tunggu ini.

Tapi lain hal dengan aku, sobat. Aku punya bekal. Sesuatu yang diperlukan setelah melewati ruang tunggu ini. Namun, bagaimana denganmu ? Apa kau juga mempunyai hal yang sama denganku ? Aku pikir tidak.

Kini, kau berada di “Jalur Laut Tenang” sebuah jalur dimana engkau tidak bisa berputar arah lagi. Terus mengikuti arus dan pada ujungnya, kau akan menemukan tempat musuh.